Logo

Nagari Magek

Kabupaten Agam

Home

Profil Nagari

Infografis

Listing

IDM

Berita

Belanja

Taman Makam Pahlawan Datuak Parpatiah Nan Sabatang Magek

Wisata

Invalid Date

Ditulis oleh Admin

Dilihat 0 kali

Taman Makam Pahlawan Datuak Parpatiah Nan Sabatang Magek

Potensi Wisata Sejarah Nagari Magek: Taman Makam Pahlawan Datuak Parpatiah Nan Sabatang

Nagari Magek, yang terletak di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, tidak hanya dikenal akan keindahan alamnya yang asri dan budaya Minangkabau yang kental, tetapi juga menyimpan nilai sejarah yang sangat berharga. Sebagai bagian dari daerah yang pernah menjadi saksi perjuangan melawan penjajahan, Magek memiliki potensi wisata sejarah yang patut dikenal lebih luas.

Salah satu destinasi wisata sejarah yang penting di Nagari Magek adalah Taman Makam Pahlawan Datuak Parpatiah Nan Sabatang yang berlokasi di Jorong Lurah Ateh, Nagari Magek. Tempat ini bukan sekadar lokasi ziarah, namun juga menjadi pengingat akan semangat perjuangan dan pengorbanan para pejuang lokal dalam melawan ketidakadilan di masa penjajahan. Pengunjung tidak hanya diajak menikmati keheningan dan panorama sekitar, tetapi juga diajak untuk menyelami kisah heroik yang terjadi lebih dari seabad silam.

Berikut adalah kisah perjuangan Dt. Parpatiah Nan Sabatang dalam peristiwa bersejarah Perang Kamang 1908, yang menjadi latar penting berdirinya taman makam ini.

Perjuangan Dt. Perpatih dalam Perang Kamang 1908.

Perang Kamang yang terjadi pada 15 Juni 1908 merupakan bagian penting dari sejarah perlawanan rakyat Minangkabau terhadap penjajahan Belanda. Perlawanan ini dipicu oleh diberlakukannya kebijakan pajak baru yang disebut Belasting oleh pemerintah kolonial Belanda, yang dianggap sangat memberatkan rakyat. Penolakan terhadap pajak ini meluas di berbagai nagari, termasuk di Magek, yang dipimpin langsung oleh tokoh berani: Dt. Perpatih.

Ketika seorang warga Magek hendak membayar pajak di Kantor Laras, ia dihadang oleh masyarakat karena melanggar kesepakatan untuk menolak Belasting. Laras Magek, bernama Warido, marah dan melapor kepada pejabat kolonial Belanda, J. Westennenk. Akibat laporan tersebut, Belanda mengerahkan pasukan untuk menangkap para penolak pajak.

Pasukan Belanda yang dipimpin oleh Letnan Boldingh dan Letnan Schaap bergerak melalui Biaro dan membelok ke Magek. Di sinilah terjadi pertempuran hebat antara pasukan Belanda dengan rakyat Magek di bawah pimpinan Dt. Perpatih. Dengan semangat juang yang tinggi, Dt. Perpatih berhasil membunuh Laras Warido, simbol pengkhianatan terhadap rakyat, sebelum akhirnya beliau sendiri gugur di medan laga, ditembus peluru Belanda.

Pengorbanan Dt. Perpatih dan para pejuang Magek merupakan bagian dari gelombang awal perlawanan sebelum terjadinya pertempuran besar di Kampung Tangah oleh pasukan rakyat Kamang yang dipimpin M. Saleh Dt. Rajo Penghulu.

Kisah keberanian Dt. Perpatih menjadi simbol kegigihan rakyat dalam menolak ketidakadilan dan penjajahan. Ia gugur sebagai pahlawan bangsa, bersama rakyat Magek lainnya, demi membela tanah air dari cengkaman kolonialisme.


Credit Foto: KKN REGULER 2 UNAND 2025


Bagikan:

Potensi Lainnya

Potensi Lainnya

Logo

Nagari Magek

Kecamatan Kamang Magek

Kabupaten Agam

Provinsi Sumatera Barat

© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia